Sabtu, 09 Januari 2016

Tempat Istirahat Terakhir Juragan Teh Pangalengan





Pangalengan mempunyai berjuta cerita dan sejarah. Bukan saja  kesejukan udara dan keindahan alamnya  yang selalu memikat hati setiap pengunjung yang menyambangi daerah dingin di Bandung selatan ini. Ada sejarah besar disini.  Salah satunya  adalah Makam Bosscha yang berada ditengah rindangnya pepohonan di kawasan perkebunan teh Malabar. Hingga saat ini makam Bosscha masih terawat baik. Makam ini cukup megah pusaranya ditutup dengan kubah berasrsitektur Eropa. Dan dipinggirnya dikelilingi dengan pagar besi. Didepan pintu makam ini terdapat prasasti bertuliskan tanda jasa dan penghargaan yang diterima Bosscha.


Bosscha atau nama lengkapnya Karel Albert Rudolf Bosscha lahir pada tahun 1865 di Belanda, dan wafat pada tanggal 26 November 1928 di Malabar, Bandung, Jawa Barat. Datangke indonesia sekitar tahun 1887 dengan mengembangkan perkebunan teh Malabar dan Makam Pangalengan. Bosscha juga merupakan seorang pemerhati astronomi. Peninggalannya yang paling terkenal adalah Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat. Pada tahun 1923 Bosscha menjadi perintis dan penyandang dana pembangunan observatorium. Observatorium Boscscha merupakan tempat peneropongan bintang terbesar se-Asia Tenggara, dan merupakan satu dari tiga observatorium yang terdapat dibelahan bumi selatan.

Bah Ohim, Adalah penjaga makam Bosscha.Menurut Kakek berusia 79 tahun ini, dahulu Bosscha dikenal sebagi juragan Belanda yang dermawan. Beberapa peninggalannya hingga kini bermanfaat bagi masysrakat umum. Diantaranya Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dan Rumah sakit mata Cicendo. Sejumlah gedung bersejarah lainnya juga merupakan sumbangsih Bosscha. Diantaranya Technice Hogeschool, yang saat ini dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung. Juga sciete concordia yang kini dikenal dengan nama Gedung Merdeka, terletak di Jalan Asia Afrika Bandung. Pada tahun 1921 merupakan gedung pertemuan yang paling lengkap dan mewah. Dulu gedung Merdeka difungsikan sebagai tempat pertemuan orang Belanda, tempat rekreasi sekaligus hotel.

Selama hidupnya Bosscha tidak menikah, karena kecintaannya pada perkebunan teh Malabar, dia meminta jasadnya dimakamkan diantara pepohonan teh Malabar, Pangalengan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar